Bungkus plastik untuk bagasi atau baggage wrap sudah lama ditawarkan di banyak bandara² didunia sebagai salah satu cara paling baik untuk mencegah kemalingan bagasi. Yang bener nih?
Sebelum kita berbondong-bondong mengantri untuk bayarin orang membungkus koper kita dengan 10 meter plastik, mari kita lihat alasan² untuk menggunakan baggage wrap:
- Mencegah maling bagasi karena koper yang dibungkus plastik lebih susah dibuka jadi maling akan lebih memilih bagasi lain.
- Jika ada upaya pengintipan atau pencurian karena si maling harus melubangi bungkus plastik karena untuk bisa masuk kedalam koper, sehingga anda akan tahu sebelum meninggalkan bandara dan membuat klaim pencurian.
- Membantu koper agar tetap aman tertutup jika ada kunci atau resleting atau kulit koper yang rusak.
- Mencegah koper kemasukan serangga, binatang² kecil, atau barang² penyelundupan.
- Mencegah kerusakan terhadap koper dengan memberikan sarung pengaman.
Saya setuju dengan alasan nomor 3 karena saya pernah menggunakan baggage wrap sewaktu harus terbang dengan koper yang rusak. Selain itu, tentu nomor 4 tidak bisa kita pungkiri lagi. Namun untuk alasan mencegah maling, saya masih meragukannya. Kenapa?
Jika anda berfikir koper yang di baggage wrap dijamin aman, anda salah besar. Kalau maling sudah nekat, pisau atau gunting pun akan dia gunakan untuk memotong plastik baggage wrap kalau dia tau isinya ada barang berharga. Bandara Johannesburg dan Cape Town di Afrika Selatan memiliki reputasi yang cukup jelek mengenai pencurian bagasi, dan pencurian terhadap bagasi yang sudah di baggage wrap sudah terjadi.
“Pada perjalanan suami saya lakukan ke Frankfurt, kopernya dikunci gembok dan dibungkus plastik di layanan yang disediakan di bndara (dengan biaya 50 Rand). Ketika sampai di tujuan, bungkus plastiknya sudah dipotong dan kunci rusak, dan dalam proses memotong bungkus plastik tersebut, si pelaku juga menyobek lapisan atas merek koper baru suami saya,” (Source: News24.com Afrika Selatan)
Selama koper kita diisi barang berharga, pencurian bagasi akan selalu tetap terjadi. Bayangkan di kasus yang pernah dilaporkan, dimana klaimnya menyatakan perhiasan senilai 19 milyar Rupiah dicuri dari bagasi penumpang, saya rasa di kasus tersebut, mau di baggage wrap pun pencurian tersebut akan tetap terjadi kalau pelaku sudah tau apa isi koper tersebut. Pencuri bagasi melakukan aksinya tentu dengan pertimbangan risk and reward mereka sendiri.
Baggage wrap mungkin bisa memberikan keamanan tambahan, tetapi jangan lupa, setelah lapis demi lapis plastik membungkus koper kita, koper tersebut suatu saat dalam perjalanan kita akan tetap dipegang oleh manusia diluar pandangan kita. Dan manusia adalah manusia dan bukan malaikat karena manusia kadang² akan mencuri.
Pencegahan utama yang kita bisa lakukan sebenarnya cukup mudah, yaitu: jangan menyimpan barang berharga seperti parfum, kamera, laptop, uang tunai dan perhiasan di bagasi kita!
Gampang kan? By the way, kasus 19 milyar itu sudah sampai mana yah? 19 milyar… REALLY? 19 BILLION RUPIAH? In your luggage? Yang bener aja!
Selain yang ketika saya bepergian dan terpaksa menggunakan koper yang rusak, pernahkah saya menggunakan baggage wrap? Pernah, sewaktu terbang dari dan ke Paris Charles de Gaulle Airport, karena itu termasuk bandara yang cukup parah tikus bandaranya.
Apakah saya akan menggunakan baggage wrap lagi? Ya, kalau saya akan pergi ke bandara² yang sudah terkenal penuh dengan maling (yang mungkin lebih parah dari Indonesia), seperti bandara Miami, Roma Fiumicino, Johannesburg, New York JFK, Paris Charles de Gaulle, Rio de Jainero, Sao Paulo, dan tentunya, Los Angeles International Airport (LAX).
[poll id=”4″]
Baca juga: Pencurian bagasi di Indonesia sudah kelas kakap atau masih kejas teri?