Reaksi² terhadap kecelakaan² di perintis di 2015 sepertinya salah kaprah dan ada yang merasa penerbangan perintis di Indonesia ini memalukan karena memperlihatkan belum majunya negara kita. Wajar jika kalangan yang awam menganggap penerbangan menganggap perintis seperti itu, karena kebanyakan tidak merasakan betapa pentingnya keberadaannya. Namun saya ingin mengatakan/menanyakan, ngapain sih mesti malu? Negara² maju aja masih mengadakan penerbangan perintis kok.
Kita lihat di Islandia, ada satu bandara bernama Isafjordur yang berada di tepi salah satu fjord di Islandia utara, dan dikelilingi oleh tebing² hingga ketinggian 1000 kaki yang tidak jauh dari bandaranya. Saya sangat suka dengan bandara ini karena approach-nya menurut saya benar² scenic. Mau mendarat saja harus putar balik arah didalam lembah dan belok hingga mencapai landasan. Semua harus dilakukan secara visual.
Suasana approach ke Isafjordur
Buat saya bandara ini cukup berat tantangannya bagi pesawat sekelas 50-kursi. Apakah berbahaya? Tentu beresiko namun resiko bisa di-manage dengan training dan route qualification (pelatihan khusus untuk bisa menerbangan rute ke Isafjordur).
Pemandangan dari kokpit masuk ke Isafjordur
Kenapa sih negara dah maju seperti ini gak pindahin bandaranya ke tempat lain yang lebih mudah keluar-masuknya? Kenapa sih gak pasang ILS? Ya gak mungkin lah. Kenapa gak bikin RNP-AR approach menggunakan navigasi satelit seperti yang dibangga-banggakan Indonesia untuk di Manado dan Ambon (tapi gak banyak dipakai) dan rencananya mau diterapin di bandara² kecil di Papua?
Jawabannya gampang. Mereka realistis dan gak usah malu dengan realita dan kondisi medan mereka! Negara maju aja gak malu, ngapain kita mesti malu? Peningkatan keselamatan penerbangan bukan dengan pasang ILS dan RNP-AR approach disana sini, jika kita masih berpikir seperti itu, itu sama saja dengan kita memundurkan bangsa karena tidak bisa realistis.
Bandara² yang landasannya dan fasilitas seadanya saja dianggap sebagai belum majunya negara ini. Namun ada lagi negara maju yang malah melayani penerbangan ke bandara yang tidak punya landasan aspal, batu, maupun rumput. Coba lihat pesawatnya di cat warna brand maskapai terkenal mana?
Jangan dianggap enteng mentang² di pantai tidaka ada gunung. Disana anginnya cukup menantang.
Twin Otter Loganair / FlyBE mendarat di pasir yang masih basah
Mereka saja tidak malu, kenapa kita harus malu?
[poll id=”2″]