Boeing baru saja mengumumkan perubahan fitur desain terbarunya untuk 737MAX. Meskipun saya tidak begitu mengharapkan banyak inovasi dan perubahan dari 737NG, kecuali dari sisi mesin yang lebih besar dan masalah mengenai landing gear 737 yang pendek, saya jadi geleng-geleng kepala dengan rasa kecewa ketika melihat desain terbaru untuk 737MAX.
Ilustrasi desain terbaru untuk 737Max (image from Boeing) |
Waktu Airbus mengumumkan A320NEO, dengan winglet yang diberi nama Sharklets, saya juga sedikit kecewa karena sharklets tersebut kelihatan seperti kopian dari Blended Winglet untuk 737NG yang di desain oleh Aviation Partners. OK, mesin baru untuk A320NEO memang bagus, tapi sharklets? Saya sampai kepikiran, “Ini Airbus sudah kehabisan ide sampai harus meniru Boeing?”, namun pemikiran saya berubah hari ini dengan pengumuman terbaru untuk 737MAX.
A320NEO… saya sampai mengira Airbus menyerah dan memutuskan untuk meniru Boeing (image from Airbus) |
737MAX memang sudah membawa teknologi 737 dari tahun 60-an ini ibarat ke planet lain… tapi, yang bener deh, apa Boeing juga sudah kehabisan ide? Coba kita lihat:
737MAX winglets: winglet MD-11 dibuat dengan lebih banyak lengkungan atau Wingtip Fence Airbus dihajar sampai bengkok? (image by Boeing & Southwest) |
Winglet-nya seperti Wingtip Fence-nya Airbus yang dihajar sampai bengkok! Lalu:
Benjolan di bawah hidung? (image from Boeing) |
Nose blister. Ya, kita tahu 737MAX harus menggunakan nosegear yang lebih panjang dibanding 737 lainnya karena akan menggunakan mesin yang lebih besar, tapi kenapa Boeing tidak bisa mencari solusi yang tidak membutuhkan benjolan a la A330-200F?
Wajar kalau sisi sinis saya mengira bahwa Boeing dan Airbus sudah kehabisan ide lalu memilih untuk meniru satu sama lain!
Tentunya saya tidak serius. Winglet baru 737MAX ini seperti winglet MD-11 dibuat lebih melengkung.
Kembali ke humor sinis saya, bilamana A320NEO ini hanyalah A320 dengan mesin baru dan dipasang winglet 737NG, 737MAX bisa dibilang adalah body dan sayap737 ditambah dengan:
- Winglets dari MD-11
- Buntut ekor dari Embraer 170/190
- Sistim spoiler dengan fly-by-wire a la A310
- Mesin dari A320NEO (si GENx)
- Tempat roda depan yang disambil dari Airbus A332F
Penggemar fanatik Airbus dan Boeing akan kesusahan saling melempar batu dengan NEO dan MAX, karena akan sangat mudah untuk menuduh satu meniru dari yang lainnya karena kehabisan ide dan imajinasi. Namun realitanya, Airbus dan Boeing masing-masing harus terus mencari teknologi terbaru yang bisa dipasang di pesawat tanpa mengurangi tingkat keselamatan penumpang. Namun pengembangan MAX dan NEO membuktikan suatu hal:
There is more than one way to skin a cat…
albeit there isn’t much to pick from!
Cara menguliti kucing memang lebih dari satu… meskipun pilihan caranya tidak banyak!
Marketing Department Boeing dan Airbus boleh mengklaim apa yang mereka rekayasa terutama mengenai mana yang performance-nya lebih bagus. Realitanya, airline-airline tahu bahwa mereka masing-masing membuat pesawat narrowbody yang sangat kompetitif, dan ini tidak akan berubah dengan adanya NEO dan MAX. Terserah mereka mau mengklaim apa, ujung-ujungnya, angka performance yang sah dan disertifikasi akan dimuat dalam FCOM2 untuk NEO dan FPPM untuk MAX. Jika kita melihat contoh dari kompetisi antara A320 (dengan mesin CFM56-3B atau IAE V2500-A5 yang bukan generasi awal) dengan 737NG, angka performance yang disertifikasi sangat mirip, dan keunggulan antara satu sama lain bisa diperdebatkan dan diputar-putar tanpa harus meninggalkan fakta sehingga perbedaan kemampuan antara satu sama lain bisa tergantung dengan siapa yang bersin di saat yang salah dalam proses negosiasi dengan airline.
Namun sebagai seseorang yang kurang bisa mengapresiasikan MD-11, saya malah memilih untuk mengatakan, “MD-11 akan kembali menghantui langit dimasa depan, sebagai winglet 737MAX!” Semoga 737MAX dengan winglet a la MD-11 ini tidak akan terkendala dengan performance yang jauh dari yang dijanjikan seperti kisah MD-11 di awal karirnya…
Winglet MD-11 tidak bisa mencegah kekurangan dari performance yang dijanjikan, apakah winglet 737MAX akan lebih beruntung nasibnya? |