Pada 20 Februari 2016 pukul 1107 waktu setempat, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan LNI263 dari Balikpapan ke Surabaya, keluar landasaran ketika melakukan pendaratan. Tidak ada yang cedera atau terluka, dan tidak ada kerusakan pada pesawat terbang akibat kejadian ini.
Dari foto yang diambil lebih dekat di tempat kejadian, terlihat bahwa pesawat telah masuk ke overrun area (permukaan beraspal siujung landasan dengan panjang sekitar 60 meter), dan roda depan pesawat sudah berada diatas rumput.
Cuaca
Pada saat itu, kondisi cuaca dilaporkan sebagai berikut:
SAID31 WARR 200400
METAR WARR 200400Z 11004KT 030V170 6000 TSRA BKN016 FEW018CB 28/25 Q1012=
Cuaca pukul 1100WIB, Surabaya Juanda, angin dari arah 110⁰ dengan kecepatan 4 knots, arah angin berubah-ubah antara 030⁰ dan 170⁰, jarak pandang 6 kilometer, hujan petir, awan 5-7 okta, mulai dari 1600 kaki, 1-2 okta awan cumulonimbus mulai dari 1800 kaki, temperatur 28⁰C titik embun 25⁰C, tekanan udara 1012 milibar.
Kondisi cuaca pada 1130WIB (setelah kejadian) membaik:
SAID31 WIII 200430
METAR WARR 200430Z 14006KT 060V210 7000 -TSRA SCT018 FEW020CB 27/23 Q1011=
Kondisi cuaca ini tidak terlalu ekstrim berdasarkan laporan cuaca diatas. Namun pada saat pendaratan dilakukan memang bandara sedang mengalami hujan. Sudah ada beberapa dugaan seperti kemungkinan terjadinya long landing, maupun tailwind, bahkan penyebab yang dulu sering menghantui penerbangan Indonesia yaitu, unstable approach. Tentu tanpa data, kita tidak bisa menerka² sembarangan mengenai kemungkinan² penyebab kejadian ini.
Data ADS-B
Hasil dari data ADS-B yang ada mengenai penerbangan ini sayangnya berhenti di ketinggian 275 kaki. Namun hasilnya pun menunjukkan bahwa proses approach berjalan normal dan pesawat berada di stable approach profile pada sejak ketinggian 1000 kaki diatas ketinggian landasan.
Kesimpulan yang bisa diambil dari data ADS-B hanyalah bahwa apapun penyebab kejadian ini, faktor² penyebab kemungkinan besar timbul setelah berhentinya penangkapan data ADS-B. Namun bagi kalangan yang hobi menyalahkan maskapai, ingat bahwa cuaca sedang hujan sehingga terbuka kemungkinan terjadinya aquaplaning atau hydroplaning, dan permasalahan runway braking performance sudah sempat disinggung oleh KNKT di beberapa investigasi kecelakaan sebelumnya (namun sepertinya masalah ini masih belum selesai atau corrective action belum dilakukan sesuai rekomendasi). Bilamana ingin tahu lebih dari ini, ya, tunggu saja hasil investigasi dari KNKT.
Evakuasi Pesawat
Karena roda depan tidak tenggelam terlalu dalam di rumput dan tidak ada kerusakan lain, maka pesawat bisa dipindah keluar dari area landasan pacu dengan cepat.
Alhasil, bandara bisa dibuka kembali untuk penerbangan 2 jam 15 menit lebih awal dari perkiraan yang tertera di NOTAM.