Terminal 3 Ultimate yang tadinya diusulkan oleh DirUt Angkasa Pura II, Budi Karya untuk mulai beroperasi tanggal 15 Juni, baru akan mulai beroperasi tanggal 20 Juni. Dikutip oleh Sindo pada 11 Mei 2016:
“Ini sudah 98%. Harapan kami 26 Mei itu konstruksi selesai. Garuda masih memiliki waktu uji coba selama dua minggu. Kami akan mengusulkan kepada Bapak Presiden tanggal 15 Juni (untuk diresmikan),” pungkasnya.
Diketahui pula bahwa pada tanggal 30 Mei, pihak pengelola Bandara Soekarno-Hatta, Angkasa Pura 2 telah mengadakan pertemuan dengan maskapai² pengguna bandara tersebut menerangkan rencana jadwal pemindahan terminal sesuai rencana awal pembukaan Terminal 3 Ultimate pada 15 Juni 2016, sebagai berikut:
Foto diatas mulai beredar di media sosial, dan ramai disebarkan mulai malam hari tanggal 7 Juni. Penyebaran ini kemungkinan dilakukan karena 8 Juni adalah 1 minggu sebelum rencana tersebut, dan belum ada pengumuman apa² dari pihak maskapai manapun yang sesuai rencana tersebut.
“Itu bukan data resmi. Itu hasil rapat yang di-share, kita lagi menunggu hasil dari commisioning,” ujar Dirut PT Angkasa Pura II Budi Karya.
Pihak Angkasa Pura 2 hanya menyatakan bahwa perpindahan untuk Garuda rencana dimulai tanggal 20 dan informasi² perpindahan terminal bagi maskapai² non-Garuda tidaklah benar.
Apakah informasi di foto tersebut salah?
Tentu saja tidak, itu adalah rencana yang pada akhirnya dinilai tidak bisa dicapai. Penelusuran ke beberapa sumber yang terlibat dalam rapat tersebut menemukan beberapa masalah atau kesulitan.
Menurut sumber² tersebut, awalnya, rencana last flight Garuda dari T2E/F adalah 14 Juni tengah malam dan pada 15 Juni 1st flight Air Asia harus mulai operate di T2 , sedangkan di tanggal 15 tersebut yang akan pindah duluan di Garuda hanya Ground Services, untuk handling penumpang departure dan arrival masih dilakukan dari T2, karena ruangan yg tersedia (di T3U) sangat minim. Kemudian mereka juga mendapat kabar kalau Garuda berkirim surat ke Direktur Utama Angkasa Pura II bahwa mereka hanya akan bisa memindahkan 5 rute domestik saja ke T3U pada 15 Juni.
Kalau Garuda hanya pindahkan 5 domestic ke T3 artinya kami tidak bisa mendapatkan ruangan di T2. Jadi bagaimana mau pindah?
Pindah barengan pada hari yang sama, tentunya adalah ide yang kurang tepat, apalagi tanpa perencanaan yang panjang. Banyak sekali yang harus dipindahkan, yang mudah saja seperti memindahkan kabel telpon dan jaringan IT maskapai saya belum tentu 1 hari selesai (jangan lupa bahwa dalam masa transisi ini-pun, keamanan bandara tidak boleh dilonggarkan), bagaimana yang lain². Sumber lain-pun sedikit curhat.
Meeting terakhir kemarin bersama direksi Angkasa Pura II, Sriwijaya, Garuda, AirAsia dan Lion Air menyimpulkan perpindahan dari “T3 Existing” masih tertunda dikarenakan Garuda confirm hanya baru bisa memindahkan rute JOG, SOC, SRG, PDG dan BDJ, dan karena Garuda masih belum pindah semua, rencana mengenai perpindahan² lainnya khususnya untuk T3 Existing, masih di extend until further notice.
Tentunya, jika memang benar Garuda hanya bisa memindahkan 5 rute domestik di awal, kapasitas Terminal 2 akan masih penuh hingga Garuda bisa sepenuhnya pindah ke T3 Ultimate, dan setelah itu, selama penerbangan internasional lainnya masih menggunakan T2D dan T2E, yang bisa pindah ke Terminal 2 hanyalah Air Asia Group dan Sriwijaya Group (Sriwijaya dan NAM).
Cukupkah Terminal 3 Final?
Apa itu Terminal 3 Final? Terminal 3 pada saat ini terpisah menjadi Terminal 3 “Existing” dan Terminal 3 “Ultimate”. Terminal 3 Existing akan digabungkan dengan Terminal 3 Ultimate dan setelah penggabungan tersebut selesai, maka Terminal 3 Ultimate namanya selayaknya diganti menjadi Terminal 3 (tanpa embel²). Istilah Terminal 3 Final hanyalah istilah yang dibuat untuk artikel ini.
Aircraft Parking Chart baru untuk Terminal 3 di release pada tanggal 19 Mei 2016 dan efektif tanggal 26 Mei 2016, memperlihatkan bahwa Terminal 3 terdiri dari:
- 13 contact stand pesawat widebody atau 26 narrowbody
- 4 contact stand pesawat narrowbody di wing kiri
- 4 contact stand pesawat narrowbody di wing kanan
- 17 remote stand pesawat narrowbody
- 1 remote stand pesawat widebody
Sedangkan untuk Terminal 2F:
- 3 contact stand untuk pesawat widebody (F11, F21, F31)
- 8 contact stand untuk pesawat narrowbody (F41, F42, F51, F52, F61, F62, F71, F72)
- 13- 15 remote stand untuk pesawat narrowbody, atau 4 remote stand narrowbody dengan 5 remote stand widebody.
Jika Terminal 3 Final nanti hanya untuk penerbangan Garuda dan SkyTeam, maka kapasitasnya akan cukup untuk menampung semua kegiatan tersebut serta ruang untuk pertumbuhan traffic. Namun bila semua penerbangan internasional dipindahkan ke Terminal 3 Final, kapasitasnya kemungkinan akan tidak cukup.
Kalau kita lihat Terminal 2D dan 2E:
- 12 contact stand widebody
- 4 contact stand narrowbody
- 6 remote stand narrowbody
- 3 remote stand narrowbody atau 5 remote stand narrowbody
Jumlah widebody contact stand terminal 2D dan 2E saja sudah 1 dibawah jumlah untuk Terminal 3 Final. Bilamana wing kanan Terminal 3 Final ditambah contact 4 stand narrowbody atau 3 contact stand widebody, kapasitasnya kemungkinan baru bisa menyamai Terminal 2 sekarang. Penambahan parkir di wing kiri tentu akan memerlukan perombakan di apron Remote F yang ada sekarang, jika apron Remote F fungsi primernya dialihkan dari Terminal 2F ke Terminal 3 Final, maka kapasitas untuk Garuda narrowbody bisa bertambah, tetapi tetap, jumlah widebody aircraft yang bisa dilayani Terminal 3 Final masih terbatas.
Kesimpulan
Perpindahan terminal ke Terminal 3 Ultimate ini tentunya tidak mudah. Usulan awal Angkasa Pura II untuk pemindahan Garuda sepenuhnya dari Terminal 2F pada 15 Juni sangatlah tidak realistis dan akan berantakan bilamana dipaksakan. Garuda pun sepertinya baru akan melakukan pemindahan bertahap mulai tanggal 20 Juni. Rencana pemindahan semua penerbangan Internasional ke Terminal 3 pun sepertinya tidak akan menambahkan kapasitas sektor tersebut, dan pertumbuhan jangka pendek untuk penerbangan Internasional hanya bisa dilakukan dengan menggunakan Terminal 2D dan 2E bersama Terminal 3, sambil menunggu Terminal 4 dibangun dan bisa digunakan.
Sepertinya ada keengganan beberapa pihak untuk menyenggarakan penerbangan Internasional di lebih dari 1 terminal, dan sepertinya keenganan ini akan mencekik pertumbuhan penerbangan internasional di Jakarta dalam jangka beberapa tahun kedepan, bilamana rencana yang tertera pada meeting tanggal 30 Mei tersebut, dilaksanakan dengan memindahkan semua penerbangan internasional ke Terminal 3.
Kalau begini caranya, apakah impian Soekarno-Hatta Terminal 3 bisa berkompetisi dengan Changi Singapura bisa tercapai? Tanpa masalah ini saja, itu akan susah sekali karena lokasi geografi dan konektifitas Soekano-Hatta ke pusat² ekonomi dunia dan regional sangatlah terbatas apalagi dengan keterbatasan kapasitas slot bandara. Yang lebih penting bagi bandara Soekarno-Hatta adalah mempertahankan posisinya sebagai Gateway to Indonesia, jangan sampai karena terlalu banyak mimpi lalu posisi ini diambil bandara di negeri lain.