Pengendalian biaya yang ketat mungkin adalah satu-satunya maskapai penerbangan bisa bertahan hidup. Harga bahan bakar yang terus meningkat berarti perusahaan penerbangan harus pandai melakukan optimalisasi dan efisiensi penggunaan bahan bakar untuk penerbangan rutin. Dalam program melakukan dan menilai efisiensi penggunaan bahan bakar, maskapai penerbangan sering melupakan salah satu faktor yang penting… Keamanan Bandara!
Apa gunanya mencoba menghemat bahan bakar dengan menghabiskan ribuan jam kerja orang mengadakan pertemuan “Komite Penghematan Bahan Bakar” jika ketika anda menyalakan sistim pesawat di pagi hari anda melihat ada bahan bakar yang hilang, dari setengah ton sampai beberapa ton? Tentunya, anda akan bertanya-tanya, “siapa sih yang mengisi bahan bakar pesawat ini semalam?”
Tapi sebelum anda menuduh Pertamina (yang memiliki monopoli pasokan bahan bakar di bandara-bandara Indonesia) telah melakukan kecurangan, mungkin baiknya anda bertanya, siapa sih yang menjaga pesawat semalam?
Saya tidak bercanda ketika saya bilang bahan bakar bisa sejumlah setengah ton hingga beberapa ton bahan bakar bisa hilang. Salah satu maskapai pernah menemukan 2 (DUA) ton bahan bakar hilang dari tangki pesawatnya dipagi hari, padahal semalam sebelumnya tidak ada pengisian bahan bakar untuk pesawat tersebut. Jadi, siapa yang bisa dijadikan kambing hitam berikutnya? Tentu saja… Keamanan Bandara! Tapi jangan heran jika ada beberapa CCTV di apron yang rusak, dan jangan heran juga jika ada salah satu pesawat anda yang berada tepat di depan CCTV masih kehilangan beberapa ton bahan bakar !
Jadi pertanyaannya adalah … siapa yang telah melakukan pencurian?
Hari ini, datang di ini: “Teknisi Maskapai Curi 2 Ton Avtur di Soetta”.
Sewaktu melakukan razia rutin di bandara, polisi menghentikan sebuah kendaraan yang membawa jerigen berisi avtur. Cerita pendeknya, akhirnya ketangkaplah sindikat pencuri bahan bakar yang terdiri dari beberapa teknisi Sriwijaya Air dan beberapa oknum lainnya yang ditawarkan uang untuk mencuri bahan bakar dari tangki pesawat terbang yang sedang bermalam, dan mengirim curian mereka ke lokasi yang telah diatur sebelumnya. Mereka mengaku telah melakukan pencurian sebanyak 30 kali dalam 4 bulan terakhir.
Saya akhirnya menghubungi beberapa kawan di beberapa maskapai penerbangan yang pernah kecurian avtur. Mereka sepertinya pasrah bahwa pencurian seperti ini tidak akan berhenti. Kalau ditanya kenapa, jawabannya mereka rata-rata sama, “lha, kenanya di razia yang nyari narkoba dan mobil curian, bukan razia yang mencari barang-barang yang dicuri dari bandara!” Karena menurut mereka, faktanya adalah, untuk membongkar komplotan pencurian avtur ini saja butuh keberuntungan dan kebetulan… gimana pencurian ini mau dihentikan?