Riwayat Airbus dimulai di pesawat kelas widebody-twin di 1972 dengan A300. Inovasi memenuhi kebutuhan industri penerbangan terus dilakukan, dengan A310, lalu A330, dan sekarang A350. Namun tentu pemain lama, Boeing, juga tidak tinggal diam di pertarungan widebody-twin yang dimulai dengan 767, lalu 777, dan sekarang 787. Pengembangan tipe² pesawat selain A300 dan 767 menggambarkan segmentasi kemampuan pesawat yang diminati oleh pasar.
Perkembangan Segmentasi Widebody Twin
Untuk Widebody Twin yang besar, pertarungan dimulai di tahun 90-an dengan pertarungan antara 777-200 dan A330-300. Lalu untuk berkompetisi dengan 767-300 serta menggantikan A300, Airbus mengeluarkan A330-200, dimana akhirnya Boeing harus bereaksi dengan mengeluarkan 787-8, yang diikuti dengan 787-9 untuk menggantikan 777-200 yang melawan A330-300. Di ukuran yang lebih besar, Boeing mengeluarkan 777-300, dimana Airbus mencoba melawannya dengan A340-600 dan kalah, dan akhirnya membuat A350-800 untuk melawan 777-200ER/LR, A350-900 untuk melawan 777-300/300ER, dan A350-1000 untuk melawan 777-X.
Adu canggih narrowbody Airbus dan Boeing.
NG vs NEO
Pertarungan sengit antara Airbus dan Boeing juga berlangsung di kelas narrowbody, dimana pasar di dominasi oleh 737 family dan A320 family. Ketika Boeing mengeluarkan 737-300, Airbus mengeluarkan A320 yang lebih besar, Boeing lalu mengeluarkan 737-400 yang sedikit lebih kecil dari A320. Airbus lalu mengeluarkan A321 untuk melawan 757 yang akhirnya tutup produksi, namun untuk mencegah kekalahan di pasar, Boeing mengeluarkan 737NG family, dengan 737-700, 737-800, dan 737-900 (dan kemudian -900ER) untuk melawan A319, A320, dan A321. Begitu Airbus menggunakan mesin baru (dari CFM56-5A series ke -5B series, dan IAE V2500-A1 series ke -A5 series), Boeing memasang Winglets di 737NG mereka. Airbus akhirnya memutuskan untuk tidak hanya sekedar meng-upgrade mesin lagi atau hanya memasang winglet di A320 family tetapi sekalian ganti generasi mesin, dengan apa yang dinamakan New Engine Option, atau NEO.
NEO vs Max, the upcoming battle
Tentu dengan adanya A320NEO dan banyaknya pemesanan untuk A320NEO menunjukkan bahwa efisiensi penggunaan bahan bakar sangat dihargai oleh maskapai. Harga avtur boleh murah sekarang, tetapi di Uni Eropa, CO₂ emissions menjadi beban biaya yang cukup berarti. Makin irit fuel = makin sedikit CO₂ emissions-nya. Boeing juga tidak mau diam ditempat, dan mengeluarkan 737MAX, dan hasilnya, NEO dan MAX mencetak ribuan pesanan dalam waktu singkat. Lebih dari 4600 NEO dipesan dalam waktu 7 tahun dan lebih dari 2800 MAX dipesan dalam waktu 5 tahun.
Selain ganti mesin ada apa lagi?
NEO merupakan “minimum change” derivative dimana fitur² seperti sharklet/winglet dan spaceflex galley dan WC belakang juga ditawarkan untuk A320CEO (current engine option) family, dan tidak ada perubahan di kokpit pesawat karena fitur² baru di avionics dan flight control system NEO juga ditawarkan di CEO. Yang baru hanyalah mesinnya.
Berbeda dengan NEO, selain mesin yang baru, MAX juga menawarkan ekor yang baru, dan cockpit layout yang baru. Fitur² seperti Scimitar Winglet atau Blade-Fillet winglet, juga sudah ditawarkan di NG.
Namun yang pasti dari kedua pesawat generasi baru ini adalah, tingkat kebisingan yang jauh lebih rendah.
OK, terus apa hubungannya dengan A330neo dan A350?
Pertarungan NEO vs MAX ini sebenarnya menjelaskan bahwa dalam meningkatkan efisiensi pesawat dan berupaya memenuhi segmentasi pesawat dalam aspek kapasitas dan jarak jelajah, metode yang bisa ditempuh oleh pabrik tidak hanya menggunakan design baru (seperti 787 dan A350), atau meng-upgrade design yang ada (A320NEO) dengan mesin yang baru, atau memodifikasi design yang ada (737MAX).
Antara Design Baru, nge-Max, dan nge-NEO di dunia widebody, lahirlah A330NEO
Untuk segmen pasar widebody dengan kapasitas rendah, pesawat Boeing 767 dan A310 yang merupakan generasi awal widebody twin sudah tidak lagi kompetitif. Maskapai² yang dulu membuka rute jauh yang baru dengan menggunakan A310 dan 767 untuk meminimalisir resiko, sekarang bisa menggunakan A330-200. Dengan dihentikannya produksi A310, Boeing mengambil kesempatan dengan membuat 787, untuk mengambil pasar 767, A300 dan A310, karena A330-200 dianggap terlalu besar meskipun sangat efisien. Belajar dari perang 737 vs A320, Boeing merasa bahwa hanya memperbarui 767 bukanlah opsi yang bisa digunakan untuk jangka panjang karena selama masa produksi 30 tahun 767, pesawat tersebut terus diupgrade; dan A330-200 merupakan pesawat yang sangat susah dikalahkan dengan design yang “konvensional,” maka Boeing mendesain 787 dengan banyak sekali perubahan dari pesawat² sebelumnya, guna memberi sebuah quantum leap pada produk barunya ini.
Fitur² barunya merupakan menggunaan Carbon Fibre Reinforced Polymer (CFRP) guna meringankan pesawat dan membuatnya lebih irit. Penggunaan CFRP di 787 secara extensive hingga menggantikan struktur kerangka konvensional dianggap riskan namun Boeing bersikeras menghasilkan sebuah pesawat yang benar² super-efisien. Pengendalian tekanan udara kabin pun tidak menggunakan bleed-air dari mesin pesawat tetapi menggunakan compressor elektrik, hal ini dilakukan agar tenaga yang dihasilkan dari mesin pesawat benar² tidak dibebankan untuk hal² lain, kecuali untuk menghasilkan tenaga listrik pesawat. Alhasil, 787 merupakan sebuah pesawat yang sangat radikal, tanpa menggunakan bleed-air, dan merupakan pesawat dengan penggunaan tenaga listrik terbanyak untuk sebuah pesawat, yang juga memerlukan baterai aki dari lithium ion… dan lithium ion merupakan “dangerous goods”
787 merupakan pesawat yang menggunakan teknologi baru yang sangat banyak (seperti A320 di tahun 80-an), dan akibatnya, proses produksi mengalami banyak masalah dan penundaan. Ironisnya, penundaan 787 ini malah membuat A330-200 laku keras, sampai ada guyonan di industry dirgantara, “the best A330 salesman is the 787!” Meskipun Airbus merasa yakin bahwa A330 masih bisa unggul melawan 787 di penerbangan hingga jarak 7400 kilometer, airline² mulai menekan Airbus untuk menawarkan opsi mesin baru (NEO) untuk A330 agar tetap bisa lebih kompetitif disbanding 787.
A330NEO vs A350
Bagi Airbus, A330NEO berpotensi untuk mengkanibalisasi pasar A350, khususnya versinya yang paling kecil, A350-800, dimana A350 dikembangkan untuk mengalahkan 777 dan program 777-X. Jika A330NEO juga hanya menggantikan mesin A330 yang ada, Airbus juga tidak yakin apakah airline² mau mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli A330NEO dibanding A330 yang sudah ada.
Setelah beberapa airline yang memesan A350-800 mengubah pesanan mereka ke A350-900, akhirnya Airbus memutuskan untuk membuat A330NEO, karena mereka akhirnya sadar bahwa A350-800 tidak akan menjadi variant yang popular dari A350 family. Namun bagaimana agar pemesan A350-800 tidak pindah ke 787 setelah Airbus membatalkan produksi A350-800? Jawabannya adalah, A330NEO harus lebih dari sekedar A330 dipasang mesin baru.
Inovasi² kabin A350 dibawah ke A330Neo untuk bisa menambah kapasitas kursi tanpa menambah panjang pesawat, guna menurunkan biaya operasi per kursi. Selain itu, peningkatan aerodinamika pesawat juga dilakukan:
Berhasilkah A330NEO?
Saya tidak mau menggunakan angka² performance pesawat yang dikeluarkan oleh marketing Airbus, karena saya tidak pernah percaya akan angka² itu (ini berdasarkan pengalaman saya membandingkan 737NG dengan A320 family baik dengan angka marketing maupun angka operasional maskapai² yang digunakan untuk pengoperasian pesawat, dimana angka marketing baik Boeing atau Airbus itu hanyalah “marketing belaka”). Namun karena pesawat ini belum ada angka yang telah disertifikasi untuk penggunaan operasional, mari kita gunakan logika² politik perdagangan pesawat saja.
Pada bulan Maret 2016, Boeing mengatakan bahwa A330NEO akan gagal karena ketika pesawat tersebut mulai digunakan oleh maskapai (2019), industri penerbangan sudah akan dibanjiri oleh 787 dan A350. Namun Jeff Knittel, kepala CIT Transportation and International Finance, holding company dari leasing company A330 terbesar, CIT leasing, mengatakan bahwa asumsi Boeing tersebut salah. Dengan lebih dari 100 airline menggunakan A330, apakah ada yang pindah ke A350, tentu saja; apakah ada yang pindah ke 787, tentu saja; namun Knittel juga mengatakan bahwa banyak operator yang tidak membutuhkan jarak jelajah 787 atau A350, namun tetap ingin pesawat yang lebih efisien.
Menurut Knittel, panjang rute pesawat A330 rata² hanya 3000 kilometer. “Apakah wajar berinvestasi struktur badan pesawat yang baru, sayap yang baru, dan lain², hanya untuk penerbangan 3000 kilometer? Tidak!” Kelebihan A330NEO adalah penghematan bahan bakar sekitar 14% per kursi dan ini dimungkinkan oleh sayapnya yang baru. “Menurut saya banyak yang lupa bahwa (A330NEO) sayapnya baru.”
Sejak diluncurkan di akhir 2014, hingga saat ini A330NEO baru mengantongi 186 pesanan, dan ini jauh berbeda dengan A350 yang telah mengantongi lebih dari 800 pesanan dalam 10 tahun terakhir dan 787 dengan lebih dari 1100 pesanan dalam 12 tahun. Namun kalau kita lihat dalam 1.5 tahun A330NEO mendapat pesanan 186 pesawat, jika kita ekstrapolasi periode tersebut menjadi 9 tahun, 184 pesanan dalam 1.5 tahun sama dengan 1100 pesanan dalam 9 tahun. Namun apakah 1100 pesanan dalam 9 tahun itu realistis? Ya, untuk sementara itu hanyalah mimpi.
Dan sekarang waktunya untuk…
QUIZ BERHADIAH!
Pertanyaan: Siapakah airline yang akan menjadi operator pertama A330neo?
Silahkan kirim jawabannya berupa nama airline/maskapai tersebut, sebagai komentar di artikel ini atau di posting topik ini di Facebook Page GerryAirways. Kuis ini akan ditutup pada akhir tanggal 12 Agustus 2016. Pemenang akan dipilih Maverick Indonesia dari semua entry jawaban yang benar. Oh ya, hadiahnya?
Peraturan Quiz:
- Jawaban dikirim ke komentar topik ini atau posting terkait topik ini di halaman GerryAirways di Facebook.
- Hanya 1 entry per orang. Jika ada lebih dari 1 entry per orang maka jawaban pertamanya yang akan diterima.
- Kuis ditutup pada 12 Agustus 2016 pukul 23:59WIB.
- Pemenang akan dipilih oleh mitra Airbus untuk kuis ini, Maverick Indonesia.
- Hadiah akan dikirim oleh Maverick Indonesia ke alamat pemenang di Indonesia.
Delta Air Lines dari United States
First operator of A330NEO adalah TAP Portugal..
Siapakah airline yang akan menjadi operator pertama A330neo? TAP Portugal
Jawaban kuis: TAP Portugal
Launch Customer A330neo adalah TAP Portugal.
Operator pertama A330neo: TAP Portugal
Airline yang akan menjadi operator pertama A330neo adalah TAP Portugal.
TAP Portugal akan menerbangkan A330NEO terbaru untuk dua rute baru nonstop Lisbon-New York dan Lisbon-Boston v.v.
CIT Group dari Negara Amerika Serikat
Operator pertama A330neo adalah TAP Portugal