Penanganan resiko satwa liar di sekitar bandara bukanlah hal yang mudah untuk dipecahkan. “Perang” antara pesawat dan satwa biasanya menggunakan burung pemangsa, serta speaker, dan tenaga manusia untuk penanganan resiko satwa liar. Namun bandara Cherry Capital Traverse City di negara bagian Michigan mempunyai senjata melawan burung dan mamalia yang sedang menjadi sensasi di internet.
Piper: Airport K-9 Wildlife Control
This badass dog chases birds off of runways at a Michigan airport.
Posted by INSIDER on Tuesday, 23 February 2016
Piper merupakan salah satu dari segelintir anjing yang dilatih untuk penanganan satwa liar di bandara di Amerika serikat. Piper, dan pelatihnya, Brian Edwards, merupakan arsenal terkini Amerika serikat dalam penanganan burung di bandara.
Di Amerika Serikat, 97% dari insiden tabrakan dengan satwa liar melibatkan burung, hewan mamalia sekitar 3%, dan reptil sekitar dibawah 1%. Di Indonesia resiko birdstrike juga cukup lumayan terutama di bandara2 yang berada di jalur migrasi musiman burung.
Banyaknya birdstrike dan tingginya resiko memaksakan FAA dan Transport Canada untuk mencari dan menguji coba beraneka ragam cara untuk menekan jumlah kejadian. Bird Strike Committee pun di didirikan, dan hal ini juga dijalankan di Indonesia.
Beda dengan Amerika, insiden yang melibatkan pesawat dan mamalia di Indonesia bukanlah satwa liar tetapi satwa peliharaan seperti sapi dan kerbau. Namun di Amerika antara tahun 1990 hingga 1999 ada sebanyak 430 kejadian tabrakan antara pesawat dan rusa.
Bandara² bertahun-tahun telah menggunakan petasan atau pyrotechnics, jala, pembuat-suara, bahkan sampai mengubah habitat di sekeliling bandara untuk mengurangi resiko satwa liar terhadap penerbangan. Metode ini merupakan metode yang ramah lingkungan untuk mengusir satwa liar dari area bandara. Meski membawa resiko safety yang baru yang harus dimitigasi, Piper, hanya bisa dilepas untuk pengejaran di area bandara setelah diijinkan oleh pihak Air Traffic Control, dan ini merupakan cara yang bagus untuk mengeksploitasi naluri alami si anjing untuk menggiring. Tentunya Piper telah melewati pelatihan agar terbiasa di ruang kerja mereka dan juga dengan suara pesawat.
Keuntungan dari metode menggunakan anjing, menurut direktur operasi bandara Cherry Capital, Dan Sal, burung2 sepertinya ingat adanya anjing yang akan mengusir mereka dan tidak jarang ketika melihat kendaraan yang membawa si Piper, burung2 langsung pergi sebelum Piper dilepas untuk mengejar mereka.
OK, baiklah, ini cuman seekor anjing yang disuruh kerja di bandara. So what gitu lho?
Bedanya sama yang lain²? THEY ACTUALLY MAKE IT LOOK COOL! Coba lihat equipment yang digunakan Piper!
Setelah Piper cedera November kemarin ketika sedang mengusir burung hantu salju, kaki depan kirinya harus di gips hingga akhir Februari 2016. Kesempatan ini digunakan oleh tim nya untuk dialihkan tugasnya sebagai Airport Morale Booster… tentunya tidak lupa dengan mengambil gambar² dan video² baru.
Hari ini ini Piper sudah dilepas gipsnya dan mulai melakukan aircraft familiarization dengan tipe² pesawat yang baru sebelum bertugas normal kembali.
Sekarang pertanyaannya, kalau di Indonesia airside wildlife control-nya seperti ini bagaimana?
[poll id=”13″]